Saturday 15 April 2017

Kunci Kebahagiaan



Assalamu'alaykum wr.wb.

Kita hidup di dunia ini tak lain adalah untuk mencari kebahagiaan. Namun pada akhirnya, banyak diantara kita yang menyangka bahwa bahagia itu saat kita sudah memiliki harta yang banyak, pangkat yang tinggi, mobil yang mewah, rumah yang besar, dan lain sebagainya. Tapi apakah hanya dengan cara-cara seperti itu kita bisa bahagia?

Ikhwah fillah.. Sejatinya, bahagia itu berasal dari dalam hati. Tatkala ia merasa damai, nyaman, tenteram, maka pastilah kita merasa bahagia dan senang. Sebaliknya, apabila ia merasa hampa, kosong, maka pastilah kita akan merasa gelisah, sedih, dan gundah gulana. Maka dari itu, kunci kebahagiaan adalah syukur dan sabar. Mengapa demikian? Karena dengan syukur dan sabar insyaaAllah kita akan mendapat ridho Allah SWT.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Seringkali saat sesuatu yang tidak kita sukai terjadi, yang kita lakukan hanyalah mengeluh dan mengeluh. Lantas pada akhirnya kita akan menyalahkan keadaan, bersumpah serapah atas semua yang terjadi.  Bahkan boleh jadi kita menyalahkan Yang Maha Kuasa. Na'udzubillah..

Seringkali kita lupa bahwasannya selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Kita lupa bahwasannya Allah SWT memberikan suatu musibah tak lain pasti dengan suatu alasan. Hanya saja, kita manusia tak punya ilmu untuk mengetahui segala sesuatunya. Hanyalah Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu, yang tahu apa yang terbaik bagi setiap hamba-Nya. Maka dari itu jika kita diberikan musibah hendaklah kita senantiasa bersabar. Karena dengan bersabar, hati menjadi lapang. Dan bersabar adalah salah satu cara kita berdamai dengan kesulitan. Sabar itu memang sulit, karena balasan yang Allah berikan juga besar. Allah SWT berjanji akan memberikan pahala yang tiada batas kepada orang yang bersabar.

Allah SWT berfirman dalam surat az-Zumar ayat 10 :

...إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ (١٠)
" ...Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (Q.S. Az-Zumar : 10)

Pun begitu pula saat kita dikaruniai nikmat yang banyak. Seringkali kita lalai dengan kewajiban karena sudah bergelimangan harta. Lantas kita merasa ujub bahwa semua itu karena hasil kerja keras kita semata, tanpa ada campur tangan Sang Maha Kuasa. Na'udzubillah..

Seringkali kita lupa bahwasannya semua itu berasal dari Allah SWT. Kita lupa bahwa di dunia ini kita tak punya apa-apa. Bahkan diri ini pun adalah milik Allah SWT. Mata, telinga, mulut, semuanya adalah pemberian dari-Nya. Maka dari itu, tak lain yang harus kita lakukan adalah bersyukur kepada-Nya. Bersyukur itu ibarat memberi tag atau me-mention Allah sebagai tanda terimakasih atas tercapainya tujuan-tujuan kecil menuju tujuan besar. Dan bersyukur adalah salah satu cara kita lebih menikmati dan memaknai hidup.

Ikhwah fillah.. Begitulah hidup ini, musibah, ujian dan nikmat selalu datang beriringan. Musibah tak selamanya musibah, karena pasti ada nikmat dibaliknya. Pun nikmat tak selamanya nikmat, karena pasti ada ujian dibaliknya. Maka, sabar dan syukur pun harus selalu kita lakukan. Baik dikala kita ditimpa musibah atau ujian ataupun diberikan nikmat yang banyak. Maka insyaaAllah hati kita senantiasa bahagia, karena ia merasa lapang dan damai dengan apapun yang terjadi. Ia juga tak akan hampa atau kosong karena ia selalu terisi dengan kesabaran dan syukur kepada Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dan insyaAllah bukan hanya kebahagiaan di dunia yang kita dapat, melainkan juga bahagia di akhirat kelak. Aamiin.
Maha Suci Allah yang mengetahui semua yang nyata dan segala yang rahasia.

"Kebebasan sejati itu tak pernah ada selama 'ingin' dan 'harus' masih hidup bersama kita, maka untuk meraih merdeka yang indah dan berbahagia, sudah sepantasnya kita memenjarakan diri kita ke dalam tembok sabar dan jeruji syukur." -Anonym


Alfi Puspa Nabilah
XI MIA-2

referensi:
Rumaysho.com
ikhwan-sopa.blogspot.co.id

1 comment: