Saturday 25 March 2017

Analisa Rasa

Analisa Rasa



Kapankah kali terakhir kamu merasakan kehadiran Allah dalam tiap detik hidupmu?
Ingatkah pada hari itu, saat kamu menikmati teduhnya iman yang mengalirkan tangis pada matamu dan menyuburkan cinta kepadaNya?
Tengoklah hatimu, apakah dapat kau temukan Allah di dalam sana?

Pernahkah merasa rindu seseorang yang kamu sayang? How does it feel? Sedih, bahkan tak jarang orang menangis karena menanggung rindunya, sebab acapkali rasa sesak menggelayut di dalam dada. Tiada lain tiada bukan, katanya obat rindu itu ya dengan berjumpa. 
Apalagi, kalau yang dirindu sudah lama tak tatap muka atau sekedar saling sapa. Tidakkah rindu itu terasa semakin berat dan menyiksa? Seperti  ruang hati yang kosong dan hampa. Kalau sudah begitu, bertemu adalah sebuah momen yang paling ditunggu-tunggu.
Hmm, coba kita pikirkan sejenak. Meskipun kamu bahagia dengan memiliki semua, tapi rupanya hati ini tidak benar-benar merasa lengkap. Dalam hatimu itu, ada sebuah tempat yang hanya bisa diisi oleh pemilik yang tepat. Mungkin perasaan itu seringkali terabaikan. Atau disadari tapi tak mengerti apa yang seharusnya dicari.
Ibaratnya kaki dan sepatu. Sesuai bentuknya, yang cocok menempati sepatu itu kaki. Cuma kaki, ngga bisa tangan atau yang lain. Nah, begitu juga sekelumit ruang hati kamu yang kosong itu. Tidak ada yang cocok menempati kecuali yang berhak. Guess who! Yup, Allah subhanahu wa ta'ala. Mungkin saat itu kamu belum sadar, bahwa sebenarnya hati itu merindu kepada pemiliknya.
Banyak orang enggan dan kehilangan alasan untuk mendekat kepada Allah. Lalu, Allah menghadirkan sebuah momen yang berharga. Dimana hamba bisa berlaku layaknya seorang hamba. Yang tidak ragu meminta dan betah berlama-lama bercengkerama kepadaNya.
Ya, itulah masa ketika masalah kehidupan mulai berdatangan. Saat orang-orang terdekat tidak berada di sisi, barulah menyadari bahwa hanya Allah yang selalu ada untuknya. bahkan jika sebelumnya dia yang telah jauh meninggalkan allah, maka Allah akan merengkuhnya dengan kehangatan jika ia datang. Meski seringkali kita melupakan Allah sementara Dia selalu mengingat kita.
Lantas apakah kita jadi berpikir masalah itu muncul karena Allah tidak sayang? Salah besar! Justru itulah tanda rinduNya. Tanda sayang tidak melulu soal kebahagiaan, bukankah tersebab bahagia seringkali kita jadi terlupa siapa pemberinya?
Allah rindu dengan hambaNya. Maka ketika masalah itu dihadirkan dan kita mulai terpuruk karenanya, disaat itulah orang disekitarnya satu persatu mulai meninggalkan. Dan dimana lagi tempat memohon pertolongan, selain kepadaNya? Kemudian ia kembali sadar, bahwa benar benar hanya Allah yang selalu ada untuknya. Bahkan jika sebelumnya dia yang telah jauh meninggalkan Allah, maka Allah akan merengkuhnya dengan kehangatan jika ia datang.
Kalau mau tahu kedudukanmu di sisi Allah, lihatlah kedudukan Allah dalam hatimu. Kalau Allah kamu jadikan segalanya dalam hidupmu, saat itu Allah telah memberikan segalanya untukmu.

Sungguh, mengingat Allah tidaklah dilakukan sesaat seperti sedang melakukan shalat saja. Melainkan setiap waktu di kehidupanmu, gerak-gerikmu. Jika sudah tahu mendekat kepadaNya tidak ada rugi, hendak apa lagi yang di nanti?
Selamat mencari dan temukan Allah dalam hatimu!
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).
Putri Afifah
XI MIA-5





0 komentar:

Post a Comment