Analisa Rasa
Kapankah kali terakhir kamu
merasakan kehadiran Allah dalam tiap detik hidupmu?
Ingatkah pada hari itu, saat
kamu menikmati teduhnya
iman yang mengalirkan tangis pada matamu dan menyuburkan cinta kepadaNya?
Tengoklah hatimu, apakah dapat
kau temukan Allah di dalam sana?
Pernahkah merasa rindu seseorang yang kamu sayang? How does it
feel? Sedih, bahkan tak jarang orang menangis karena menanggung rindunya, sebab
acapkali rasa sesak menggelayut di dalam dada. Tiada lain tiada bukan, katanya
obat rindu itu ya dengan berjumpa.
Apalagi, kalau yang dirindu sudah lama tak tatap muka atau
sekedar saling sapa. Tidakkah rindu itu terasa semakin berat dan menyiksa?
Seperti ruang hati yang kosong dan hampa. Kalau sudah begitu,
bertemu adalah sebuah momen yang paling ditunggu-tunggu.
Hmm, coba kita pikirkan
sejenak. Meskipun kamu bahagia dengan memiliki
semua, tapi rupanya hati ini tidak benar-benar merasa lengkap. Dalam hatimu
itu, ada sebuah tempat yang hanya bisa diisi oleh pemilik yang tepat. Mungkin perasaan
itu seringkali terabaikan. Atau disadari tapi tak mengerti apa yang seharusnya
dicari.
Ibaratnya kaki dan sepatu. Sesuai bentuknya, yang cocok
menempati sepatu itu kaki. Cuma kaki, ngga bisa tangan atau yang lain. Nah,
begitu juga sekelumit ruang hati kamu yang kosong itu. Tidak ada yang cocok
menempati kecuali yang berhak. Guess who! Yup, Allah subhanahu wa ta'ala.
Mungkin saat itu kamu belum sadar, bahwa sebenarnya hati itu merindu kepada
pemiliknya.
Banyak orang enggan dan kehilangan alasan untuk mendekat kepada
Allah. Lalu, Allah menghadirkan sebuah momen yang berharga. Dimana hamba bisa
berlaku layaknya seorang hamba. Yang tidak ragu meminta dan betah berlama-lama
bercengkerama kepadaNya.
Ya, itulah masa ketika masalah kehidupan mulai berdatangan. Saat
orang-orang terdekat tidak berada di sisi, barulah menyadari bahwa hanya Allah yang
selalu ada untuknya. bahkan jika sebelumnya dia yang telah jauh meninggalkan
allah, maka Allah akan merengkuhnya dengan kehangatan jika ia datang. Meski
seringkali kita melupakan Allah sementara Dia selalu mengingat kita.
Lantas apakah kita jadi berpikir masalah itu muncul karena Allah
tidak sayang? Salah besar! Justru itulah tanda rinduNya. Tanda sayang
tidak melulu soal kebahagiaan, bukankah tersebab bahagia seringkali kita
jadi terlupa siapa pemberinya?
Allah rindu dengan hambaNya. Maka ketika masalah itu dihadirkan
dan kita mulai terpuruk karenanya, disaat itulah orang disekitarnya satu
persatu mulai meninggalkan. Dan dimana lagi tempat memohon pertolongan, selain
kepadaNya? Kemudian ia kembali sadar, bahwa benar benar hanya Allah yang selalu
ada untuknya. Bahkan jika sebelumnya dia yang telah jauh meninggalkan Allah,
maka Allah akan merengkuhnya dengan kehangatan jika ia datang.
Kalau
mau tahu kedudukanmu di sisi Allah, lihatlah kedudukan Allah dalam hatimu.
Kalau Allah kamu jadikan segalanya dalam hidupmu, saat itu Allah telah
memberikan segalanya untukmu.
Sungguh, mengingat Allah tidaklah dilakukan sesaat seperti
sedang melakukan shalat saja. Melainkan setiap waktu di kehidupanmu,
gerak-gerikmu. Jika sudah tahu mendekat kepadaNya tidak ada rugi, hendak apa
lagi yang di nanti?
Selamat mencari dan temukan Allah dalam hatimu!
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai
persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia
mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia
mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih
baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku
sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta,
Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan
(biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no.
6970 dan Muslim no. 2675).
Putri Afifah
XI MIA-5
XI MIA-5
0 komentar:
Post a Comment