Sunday 12 March 2017

Zamannya Penggenggam 'Bara Api'




Assalamu'alaikum

Dahulu Rasulullah S.A.W pernah mengatakan kepada sahabat sahabatnya kalau akan ada masanya orang meneguhkan agamanya seperti memegang bara api.

Pada masa itu, meneguhkan agama harus dengan jerih payah, keberanian, dan sakit yang sama dengan memegang bara api. Sehingga, hanya sedikit yang bertahan untuk berjuang di agamanya sendiri

Pada masa itu, orang orang lebih percaya dengan apa yang mereka lihat, yang mereka dengar, dan yang mereka rasakan dibanding mempercayai apa yang mereka imani di dalam hati mereka

Pada masa itu, orang orang lebih percaya kepada yang orang banyak katakan, tanpa mengenalnya lebih lanjut terhadap sesuatu yang orang banyak katakan itu, padahal sesungguhnya yang tergolong umat yang masuk ke surga Allah adalah yang sedikit, walau tidak semua yang sedikit itu masuk kedalam surga

Pada masa itu, orang orang lebih percaya dengan apa yang Biasa mereka kerjakan, tanpa mencari tahu apakah kebiasaan mereka dapat menuntun mereka kedalam Surga atau malah menjerumuskan mereka ke dalam siksa neraka.

Pada masa itu, orang orang mulai membenarkan apa yang salah dan menyalahkan yang benar walau mereka tahu yang salah itu sudah jelas jelas benar tetapi mereka memunafikkan diri mereka dengan membiarkannya karena mereka takut dengan ancaman jika mereka membela yang benar.

Atau malah mereka sudah tidak peduli dengan apa apa yang benar karena mereka sudah biasa melakukan perbuatan yang salah karena orang banyak juga melakukannya?


Dan apakah masa yang dikatakan Rasulullah adalah masa sekarang?

Masa yang penuh tantangan hanya untuk melakukan kewajiban sebagai umat muslim?

Masa yang meneguhkan agama sama seperti memegang bara api?

Masa dimana sesuatu yang benar menjadi salah dan sesuatu yang salah adalah benar karena orang mulai tidak peduli dengan agamanya sendiri?

Semoga Allah segera menunjukkan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah dan menguatkan hati kita agar kebenaran selalu berada di tempatnya..

Hafizh Pratama,
XI MIA-3

0 komentar:

Post a Comment