Dalam perjuangan dakwah, Rasulullah berhasil menegakkan kalimat tauhid di masyarakat dalam tempo 23 tahun. Dimulai dari seorang diri, hingga berkembang pada kita saat ini. Namun jika kita menilik sirah nabawiyyah, sebenarnya di manakah kemenangan dakwah Rasulullah saw.? Apakah kemenangan dalam Perang Badar, Fathul Makkah, atau penaklukkan suku-suku besar Bani Tsaqif dan Hawazin di Thaif?

Ada
tiga hal pokok yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan dakwah, yakni jiwa
yang bersih, soliditas struktur gerakan dakwah yang bagus, serta dakwh yang
terprogram rapi dan berkesinambungan. Jiwa yang bersih merupakan modalitas
utama bagi para pelaku dakwah. Tanpa ini, tak akan mungkin tercapai kemenangan
hakiki dalam dakwah.
Di
dalam jiwa yang bersih itulah keimanan bisa ditumbuhkan dengan kukuh. Di dalam
jiwa yang bersih itu pula tertanam tekad yang kuat membaja untuk melakukan
kebaikan, membela kebenaran, dan menegakkan keadilan. Di dalam jiwa yang bersih
itu pula muncul kecintaan untuk memperjuangkan risalah Ilahiah serta menolak
berbagai kemungkaran dan keburukan dalam kehidupan.

Inilah
kunci sukses dai:
Ketika
hari para pelaku dakwah tersucikan dari kekotoran…
Ketika
hati para pelaku dakwah tebersihkan dari godaan syahwat dunia…
Ketika
hati para pelaku dakwah terhindarkan dari keraguan dan kepengecutan…
Ketika
keimanan tumbuh subur di hati manusia…
Hingga
mereka menjadi Muslim yang teguh dalam keyakinan dan mulia dalam akhlak…
Untuk
itulah, pembersihan hati atau jiwa (tazkiyah) merupakan fondasi untuk
meraih sukses dalam dakwah. Dakwah akan mencapai keberhasilan hanya dengan hati
yang bersih. Kekotoran hati adalah penghalang utama dakwah. Kekusutan jiwa dan
kegersangan ruhaniah adalah penghambat kesuksesan dakwah.
disadur dari “Kitab TAZKIYAH,
Metode Pembersihan Hati Aktivis
Dakwah”
oleh Cahyadi Takariawan &
Ghazali Mukri
0 komentar:
Post a Comment